Rabu, 05 Desember 2012

menyampaikan Berita Buruk


TUGAS PERKULIAHAN KOMUNIKASI KEPERAWATAN

"MENYAMPAIKAN BERITA BURUK"

A.    PENGERTIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Menurut as Hornby (1974) terapeutik adalah merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari penyembuhan. Disini dapat diartikan bahwa terapetik adalah segala sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan.
Mampu terapeutik berarti seseorang mampu melakukan atau mengkomunikasikan perkataan, perbuatan, atau ekspesi yang memfasilitasi proses penyembuhan.

Tujuan dari hubungan terapeutik adalah ( Stuart dan Sundeen, 1995 ) :
1.      Kesadaran diri, penerimaan diri, dan meningkatnya kehormatan diri
2.      Identitas pribadi yang jelas dan meningkatnya integritas pribadi
3.      Kemampuan untuk membentuk suatu keintiman, saling ketergatungan, hubungan interpersonal dengan kapasitas member dan menerima cinta
4.      Mendorong fungsi dan meningkatkan kemampuan terhadap kebutuhan yang memuaskan dan mencapai tujuan pribadi yang realistis.
Fase Hubungan Terapeutik Perawat – Klien
Karekteristik vital dari hubungan perawat dan klien adalah membagi tingkah laku, pikiran dan perasaan.
Coad Denton ( Stuart dan Sundeen, 1995 ) menggambarkan keintiman dalam penggunaan proses keperawatan untuk mendukung klien yaitu saat mereka mengeksplorasi kebutuhannya, penyelesaian masalah, dan bagaimana memperoleh kemampuan koping yang baru.
Empat fase dari proses hubungan terapeutik perawat – klien :
a.       Fase preinteraksi
b.      Fase orientasi
c.       Fase kerja
d.      Fase terminasi



B.     PENGERTIAN BERITA BURUK
Berita buruk adalah sebuah berita yang kurang menyenangkan untuk didengar, dan mungkin juga dapat merubah sikap seseorang yang mendapatkan berita tersebut.

KASUS I
Anda adalah perawat yang bertugas di bangsal penyakit dalam. Disana terdapat seorang ibu santi, 35 tahun mempunyai 2 orang anak berumur 4 dan 6 tahun. Suaminya bapak andi berusia 37 tahun. Ibu santi hari ini sedang menunggu hasil biopsy tentang keluhan payudara kanannya. Ternyata dari hasil biopsy didapat keterangan bahwa ibu santi positif terkena kanker dan dari rapat tim medis. Tindakan operasi adalah tindakan yang menjadi prioritas utamanya.
KASUS II
Yani, Mahasiswa 23 tahun dibawa kebagian gawat darurat karena kecelakaan lalu lintas yang cukup hebat, yang pada akhirnya jiwanya tidak tertolong lagi. Keluarganya menunggu diruang tunggu, bagaimana anda seorang perawat menghadapi permasalahan ini.
Satu dari tugas – tugas yang paling berat bagi seorang perawat adalah menyampaikan berita buruk. Sebagai contoh : “Pak Amin, Saya mempunyai kabar buruk, dari hasil biopsy menyatakan anda positif terkena kanker”. Atau oleh karena buruknya kondisi pasien dan walaupun anda sudah melakukan semua usaha maksimal anda, pada akhirnya pasien meninggal. Tugas anda memberitahukan istri, ibu atau ayah pasien. Bagaimana anda menyatakan kepada keluarga pasien tentang hal tersebut.

Beberapa akan menolak untuk menyampaikan berita buruk seperti ini, lebih lagi sangat sedikit training agar perawat mampu menghilangkan kemampuan mereka dalam menyampaikan berita buruk. Lebih dari itu baik siswa ataupun perawat klinik juga menyampaikan berita buruk, sehingga ketrampilan dalam menyampaikan berita buruk ini perlu untuk lebih diasah. Di bawah ini akan di bahas langkah – langkah bagaimana menyampaikan berita buruk.
Persiapan
1.      Pahami anda sendiri sebagai perawat dan siapkan diri anda dengan berbagai macam informasi dan catatan perawat serta catatan medis tentang pasien.
2.      Yang paling baik dalam menyampaikan berita buruk adalah dengan bertemu dengan orang yang kita tuju secara langsung. Akan tetapi kita kadang tidak mempunyai pilihan, menyampaikan berita buruk melalui telepon. Di tekankan disini, usahakan agar bertemu secara langsung dengan orang yang kita tuju ketika menyampaikan berita buruk.
Menyampaikan dengan tidak jelas dan menakutkan hendaknya di hindari seperti: ibu lala, datangilah segera, saya mempunyai sesuatu yang harus saya katakan kepada anda!”
Jika mengerjakan pemeriksaan laboratorium dan mempunyai kemungkinan yang besar yang akan munculnya berita buruk dari test, maka harus di jadwalkan pertemuan secepat mungkin setelah hasil pemeriksaan tersebut berita buruk atau baik. Diharapkan ada pertemuan baik dengan pasien atau juga dengan keluarga ketika hasil pemeriksaan di dapatkan.
3.      Mencari tempat yang tenang, meminimalkan distraksi dan memberikan waktu yang cukup dalam menyampaikan berita. Akan lebih bagus jika perawat menyediakan tempat duduk bagi perawat dan orang yang akan di ajak bicara. Duduk dan tampakkan bahwa anda memberikan perhatian dan tidak dalam keadaan yang tergesa – gesa. Cegah berbicara sambil berlari atau tempat yang tidak semestinya, misal koredor, rumah sakit yang banyak orang. Beritahukan rekan kerja anda tidak terganggu atau diinterupsi selagi anda menyampaikan berita kepada pasien. Atur suara anda tampak normal, tidak bergetar, atau grogi.




Membuat hubungan
           Buatlah percakapan awal, walaupun anda mungkin mengira bahwa orang yang akan anda ajak bicara sudah mempunyai firasat apa yang akan anda sampaikan. Beberapa tugas yang penting dalam bagian ini adalah :
1.      Percakapan awal
Perkenalkan diri anda dan orang – orang yang bersama – sama dengan anda. Jika disana banyak terdapat orang yang belum di ketahui oleh perawat, cari tahu siapa dia.
2.      Kaji status resipien (orang yang anda tuju kabar buruk )
Tanyakan kabar atau kenyamanan dan kebutuhannya. Anda perlu mengkaji tentang pemahaman resipien terhadap situasi. Hal ini akan membantu perawat dalam membuat transisi dalam menyampaikan kabar buruk dan akan membantu perawat dalam mengkaji persepsi pasien terhadap keadaan. Perawat bisa menjadi mengutarakan pertanyaan seperti ” apa yang anda pahami tentang apa yang lebih terjadi ” atau dengan menanyakan “ sesuatu test itu di lakukan ”

Berbagi berita
Ada kiasan bahwa kabar adalah seperti bom, yang radiasinya dapat mengenai berbagai semuanya.
1.      Bicara pelan, gunakan kalimat yang jelas dan menggunakan kalimat yang ambigu, atau mempunyai arti ganda.
2.      Berikan peringatan awal. Anda bisa mengatakan, “saya takut saya mempunyai kabar yang kurang bagus bagi anda….
3.      Sampaikan berita yang akan disampaikan. Kalimat hendaknya singkat dan hanya beberapa kalimat singkat dan hanya beberapa kaliamat pendek saja. “hasil biopsy sepertinya tidak seperti yang kita harapkan, hal tersebut kanker “
Akibat dari berita
1.      Tunggu reaksi dengan tenang. Siapkan diri anda dengan hal – hal yang tidak anda perkirakan. Resipien mungkin menerima dengan berbagai jalan yang tidak di perkirakan. Reaksi yang mungkin : menangis, menjerit, terdiam, tertawa atau segera menanyakan pertanyaan – pertanyaan beruntun. Terkadang mereka menampakan diri seolah tidak mendengar apa yang di sampaikan perawat. Apapun respon resipien, biarkan itu terjadi. Tunjukkan bahwa diri anda hadir dan sambung dengan situasi yang ada. Jangan coba untuk mengkompensasikan untuk ketidaknyamanan perawat sendiri dengan berbicara untuk mengisi situasi ketidaknyamanan anda.
2.      Lihat dan dengarkan tanda – tanda, respon perawat yang di inginkan oleh resipien. Tanda tersebut bisa berupa pertanyaan atau tanda agar perawat menunjukkan respon empati. Respon hendaknya yang sederhana dan akui adanya respon shock dari resipien. Kajilah respon resipien dan perawat juga bisa menyampaikan : “saya paham, hal ini sangat sulit bagi anda. Apa yang ada dalam pikiran anda saat ini.
3.      Ikuti dan perhatikan resipien selanjutnya. Beberapa resipien dapat menerima informasi baru dari pada yang lainnya, validasi reaksi resipien. Kabar buruk terkadung berarti bahwa dunia baru saja terbalik. Kehilangan mendadak dari sebuah control adalah bagian awal shock. Anda dapat membantu resipien agar dapat menguasai control dengan menanyakan “ apakah anda menbutuhkan informasi baru atau kita bisa bicara kemudian “ siapakah yang akan menemani atau datang bersama anda ?” kebutuhan untuk membangkitkan kemampuan resipien dalam menguasai control sangat di perlukan dan resipien terkadang membutuhkan bantuan walaupun hal tersebut kebutuhan yang mendasar. Anda dapat menanyakan bagaimanakah anda dapat membantu resipien : “apakah ada seseorang yang dapat kita panggil untuk anda ?”
Transisi untuk follow up
1.      Jadwalkan pertemuan untuk memfollow up. Buatlah rencana yang konkret untuk follow up secepat mungkin. Pertemuan tidak lanjut ini adalah waktu yang bagus untuk menambahkan beberapa informasi yang lebih detail dan menanyakan beberapa pertanyaan.
2.      Jelaskan posisi anda dalam proses. Jika seandainya anda adalah perawat yang akan merawat pasien maka jelaskan bahwa anda akan berada disana dan akan merawat pasien, sedang jika anda harus merefer pasien ke bagian lain, maka jelaskan siapakah yang akan mendampingi pasien selanjutnya.
3.      Seperti halnya perawat memulai, maka andapun juga akan mengakhiri. Akhiri perjumpaan anda dengan hubungan yang empati dan tunjukan bahwa anda perhatian.
Berikan perhatian dan hormati perasaan dan kebutuhan diri perawat. Sering kali perawat pun merasa berat hati dan merasa stress ketika menyampaikan kabar buruk. Oleh karena itu berbagai pengalaman dan perasaan kepada teman sejawat sangat di perlukan dan bisa sebagai support system bagi perawat sendiri. Berikan waktu bagi diri anda sendiri, berikan waktu untuk menenangkan diri anda sendiri dengan bermeditasi atau berdoa.

C.    KOMUNIKASI PADA KLIEN YANG MENJALANI OPERASI
Operasi atau pembedahan merupakan salah satu prosedur khusus medik yang dapat atau harus dilakukan sebagai terapi terhadap penyakit atau cidera. Operasi berdasarkan besar kecilnya, dapat di bedakan menjadi operasi mayor dan minor. Sedangkan tingkat kedaruratannya dapat di bedakan menjadi operasi terencana(elektif),operasi urgen, dan operas emergensi (cito). Berdasarkan manfaatnya dapat di bedakan menjadi : diagnosis, misalnya biopsy, laporoskopi,bronkoskopi,ablatif (mengangkat sebagian tubuh), misalnya, apendektomi, tiroidektomi, amputasi, reseksi kolon, rekontruktif, misalnya bedah plastic, fiksasi interna pada fraktur, paliatif, contohnya kolostomi, transplantasi contohnya transplantasi ginjal, hati. Kornea, sendi, konstruktif sontonya operasi celah bibir.
Terakhir berdasarkan setting operasi, situasi operasi dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu : Pra operasi, operasi, dan pasca operasi. Ketiga bagian ini memiliki karakteristik dan tujuan perawatan klien yang berbeda sehingga kegiatan yang dilakukan oleh klien dan atau komunikasi yang diperluka pada fase ini berbeda satu sama lain. Situasi pra operasi merupakan situasi yang terjadi pada masa sebelum operasi. Selama kurun waktu ini klien dipersiapkan untuk menjalanioperasi yang akan dilaksanakan. Masa ini merupakan masa penting untuk menyiapkan kondisi klien dan menurunkan resiko operasi Masa operasi (inytra operasi) dimulai saat klien masuk dalam ruiang operasi sampai klien dipindah ke ruang pemulihan. Pada situasi ini perawat tidak berperan dominan,tetapi bertanggung jawab memenuhi kebutuhan klien.masa pascaoperasi adalah situasi setelah klien kembali dari ruang operasi kemudian di tempatkan dirung pemulihan /atau di kembalikan ke ruang perawat. Pada tahap ini perawat berperan membantu klien memenuhi kebutuhan harian sekaligus melanjutkan perawatan operasi(bila ada).
Situasi operasi merupakan situasi yang di warnawi suasana stress,baik bagui klien maupun keluarganya, sehingga perawat dan tenaga kesehatan lain perlu member perhatian pada upaya mengurangi kecemasan sekaligus menurunkan resiko operasi yang dapat timbul karena klien tidak kooperatif.
Operasi ,sebagai salah satu bentuk tindakan infasif hanya dapat di lakukan oleh tenaga propesional dan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan klien dan keluarganya. Oleh karena itu, komunikasi selama masa operasi (perioperatif) sangat di perlukan. Komunikasi yang kurang antara petugas kesehatan dan klien dapat mengakibatkan kesalah pahaman, pemahaman yang rendah tentang operasi, peningkatan kecemasan dan ketakutan,dan partisipasi klien dan keluarga yang rendah pada  situasi operasi.
Peran Perawat  Selama Operasi
Masa praoperasi selama masa operasi, perawat berperan dalam mencapai tujuan keperawatan ,yaitu:
a.       Klien secara fisik siap di operasi
b.      Klien secara psikologis siap menjalani operasi
c.       Klien dapat mendemonstrasikan cara mengambil posisi miring , batuk,nafas dalam , dan menjaga luka operasi
d.      Klien mengatakan bahwa ia memahami tehnik mengontrol nyeri pasca operasi
e.       Klien menjelaskan hal-hal yamg akan terjadi selama masa intra dan pasca operasi
f.       Klien akan mempertahankan pemunahan nutrisi dan cairan
Berikut adalah tugas perawat untuk memenuhi berbagai kebutuhan diatas pada masa praoperasi
a.       Menegakkan data dasar dan membuat rencana keperawatan
b.      Mengidentifikai kebutuhan klien dan keluarga tentang pengajaran
c.       Mengidentifikasi factor resiko pada aspek fisik dan psikososial
d.      Mengambil tindakan untuk memaksimalkan keamanan dan kenyamanan fisik dan emosional.
Masa Operasi
Walaupun pada masa operatif peran perwat tidak dominan, tetapi perawat berperan :
a.       Memantau respon psikologis pasien
b.      Mengatur posisi klien untuk mencegah cidera atu pertumbuhan pada kulit, pernafasan dan fungsi neuru muskuler
c.       Mempertahankan teknik aseptik
d.      Perawat dalam masa ini berperan sebagai perawat sirkuler, yang membantu klien mengatur posisi tubuh, mempersiapkan alat pantau, dan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama masa operasi.
e.       Pada akhir operasi perawat bertugas menghitung jumlah instrument, benang, dan kassa yang digunakan selama operasi untuk mencegah benda tertinggal dalam tubuh
Masa Pascaoperasi
Peran perawat dalam masa ini adalah mencegah komplikasi operasi dan anestasi (Dran & christoph, 1997). Pengkajian dilakukan secara continue dan berkesinambungan. Pemantauan dilakukan terhadap fungsi pernafasan, kardiovaskular, persyarafan, status luka dan cairan tubuh. Pemantauan dilakukan hingga kondisi klien stabil dan selanjutnya dapat dilakukan perawatan harian dan perawatan pascaoperasi (bila ada)
Komunikasi Pada Masa Operasi
Masa Praoperasi
Selama masa praoperasi perawat dapat melakukan komunikasi melalui pendekatan berikut
a.       Mempertahankan hubungan terapeutik untuk memungkinkan klien untuk mengungkapkan (verbalisasi), rasa takut, rasa cemas dan kuatir klien tentang rencana operasi
b.      Menggunakan sentuhan seperlunya untuk menunjukan empati dan kepedulian
c.       Menggunakan kemampuan mendengar aktif untuk mengidentifikasi dan memvalidasi respon verbal dan non verbal yang mengindikasikan ketakutan dan kecemasan
d.      Mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan yang umum diajukan klien, seperti “Apakah nanti saya dalam keadaan sadar?”, “Berapa lama operasi akan berlangsung?”, “Dimana keluarga saya berada saat itu?”, “Apakah setelah operasi saya akn merasa nyeri?”, “Perlukah saya mendapat tranfusi darah?”, “Berapa luas luka operasi nantinya?”, “Apakah saya boleh bekerja dan sebagainya ?”.
Hal yang perlu di perhatikan dalam member dukungan adalah menghindari kegunaan ungkapan yang member keterangan palsu seperti:tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja, dan sejenisnya karena hal ini merupakan bentuk pengikaran terhadap kebutuhan emosional, memutus komunikasi terapeutik, dan mungkin saja ungkapan tersebut tidak benar.
Bentuk komunikasi yang juga penting adalah penyuluhan karena klien dan keluarganya perlu mengatahui situasi opersi nantinya, hal yang di rasakan klien, tehnik mengurangi nyeri, dan tindakan fisik yang di perluka untuk menjegah komplikasi dan mempercepat persembuhan.
Bentuk penyuluhan yang perlu di komunikasikan pada klien yang mendapat klien tentang praoperasi antara lain
a.       Aktivitas fisik
·         Nafas dalam
·         Batuk
·         Alih baring
·         Latihan ekstremitas
b.      Managemen nyeri
·         Penggunaan obat – obatan
·         Pengaturan waktu penggunaan obat
·         Pengaturan posisi
c.       Persiapan fisik
·         Puasa
·         Penggunaan obat tidur
·         Pengisian check list
·         Pra operasi
d.      Kunjungan anetesiolog
e.       Pengunjung dan ruang tunggu
·         Gambaran tentrang posisi keluarga dan tindakan yang dapat mereka lakukan
Masa Operasi
Pada masa operasi perawat berkomunikasi dengan klien sebagai upaya melakukan pengecekan terhadap[ persiapan klien baik secara personal, juga terhadap alat dan obat yang diperlukan (bila ada pada klien). Komunikasi juga dilakukan dengan member dukungan pada klien dan mengurangi kecemasan yang mungkin timbul selama masa operasi.
Pada masa ini komunikasi mungkin kurang intens, terutama bila klien mendapat anestesi umum yang menurunkan kemampuan motorik dan sensorik klien.
Masa Pascaoperasi
Komunikasi pada masa ini dapat dilkukan segera setelah klien berada diruang pulih – sadar. Komunikasi verbal mulai dilkukan oleh perawat waalupun klien belum sadar sepenuhnya. Teknik komunikasi non verbal, seperti menggunakan sentuhan, penting artinya untuk meningkatkan kepercayaan diri klien. Komunikasi yang dilakukan dapat berupa pemberian umpan balik positif dan pengajaran :
a.       Keluhan dan respon fisiologi tubuh
b.      Luka operasi dan penggantian balutan
c.       Sensasi
d.      Penggunaan obat – obatan
e.       Latihan gerak dan aktivitas fisik lain
f.       Staf ruang pemulihan
g.      Pemantauan oleh perawat
h.      Penggunaan cairan intra vena dll.


DAFTAR PUSTAKA
Nurjannah, Intansari, S. Kep. 2005. Komunikasi Keperwatan : Dasar – dasar Komunikasi Bagi Perawat. Yogyakarta : Mocomedica
Tamsuri, Anas, S.Kep Ns. 2006. Buku Saku Komunikasi Dalam Keperwatan. Jakarta : EGC
Tim Penyusun Modul. 2012. Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta : SSG
Ns. Abdul Nasir, S. Kep; Ns. Abdul Muhith, S. Kep., M. Kes; Sajidin, S. Kep.,M. Kes; dan Wahid Iqbal Mubarak, S. KM. 2009. Komunikasi Dalam Keperawatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar